Waspada Stres dan
Masalah Kesehatan Jiwa Dalam Pemilu
Oleh: dr. Lahargo
Kembaren, Sp.KJ, Psikiater PKJN RSJ dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor
Dalam Pemilu seperti saat ini,
kita perlu berkaca pada Pemilu-pemilu sebelumnya, ternyata selama Pemilu dan
setelahnya banyak masyarakat yang mengalami stres dan terganggu kesehatan
jiwanya. Mulai dari calon legislatif yang gagal, panitia pemilihan, panitia
pemungutan suara, dan kelompok penyelenggara pemungutan suara yang kelelahan
sehingga menurun kesehatan fisik dan jiwanya. Tim sukses dan masyarakat yang
terlalu fanatik dengan calonnya sehingga terjadi konflik yang menjadi stresor
bagi kesehatan jiwa. Tidak jarang terjadi juga konflik dalam keluarga,
pertemanan baik di dunia maya maupun di dunia nyata. Menjaga kesehatan jiwa
agar tetap baik selama proses Pemilu adalah hal yang perlu diusahakan bersama.
Gejala-Gejala Stres Selama Pemilu
Gejala Kognitif:
1)
Masalah memori.
2)
Sulit berkonsentrasi.
3)
Membuat keputusan yang buruk.
4)
Hanya melihat dari sudut pandang yang negatif.
5)
Rasa cemas terhadap berbagai hal yang terus
menerus muncul.
Gejala Fisik :
1)
Gatal atau nyeri di berbagai bagian tubuh.
2)
Diare atau sulit buang air besar
3)
Mual dan pusing.
4)
Nyeri dada dan jantung berdebar.
5)
Hasrat seksual yang menurun.
6)
Terasa dingin di ujung jari.
Gejala Emosi :
1)
Mood yang labil.
2)
Mudah emosi, marah, atau tersinggung.
3)
Gelisah, dan tidak bisa tenang.
4)
Merasa sendirian dan terisolasi.
5)
Depresi, sedih, dan perasaan tidak gembira.
Gejala Perilaku :
1)
Nafsu makan meningkat atau menurun.
2)
Sulit tidur atau terlalu banyak tidur.
3)
Tidak mau bersosialisasi dan bergaul.
4)
Menunda-nunda pekerjaan dan tanggung jawab.
5)
Mengkonsumsi alkohol, merokok, narkoba untuk
mencoba rileks.
6)
Perilaku cemas, menggigit kuku, mondar-mandir,
dan melirik kiri kanan.
Manajemen Stres dengan Strategi 4A
- Avoid (Hindari): apabila memungkinkan kita hindari sumber stresor yang menyebabkan kita stres. Tidak usah membaca atau mendengarkan berita yang membuat kita stres, berita politik, hoax, dll. Lakukan diet media sosial.
- Alter (Rubah): apabila kita tidak dapat menghindarinya maka kita bisa coba merubahnya, coba libatkan orang lain dalam menghadapi stresor yang sedang kita hadapi, atur prioritas, delegasikan tugas. Bila rasanya terlalu sering dan terlalu berat stres akibat terlibat dalam Pemilu, dikurangilah sedikit demi sedikit.
- Adapt (Beradaptasi): saat stresor tidak bisa dihindari dan dirubah maka kita bisa mengatur respon kita terhadap stresor tersebut ke arah yang lebih positif. Fokus pada hal-hal yang menggembirakan dan menyenangkan dari pekerjaan kita tersebut.
- Accept (Terima): belajar untuk menerima suatu keadaan dalam hidup kita meski itu rasa menyakitkan dan menyedihkan, tetapi itulah bagian warna-warni kehidupan. Pelajari hikmah yang kita dapatkan dari kejadian ini. Hidup tidak selalu menang, berhasil, bahagia TETAPI kalah, gagal dan sedih adalah juga bagiannya. Terimalah apabila kita kalah, salah atau tidak mendapatkan hasil yang diharapkan. Satu hari yang buruk bukanlah berarti hidup yang buruk, bangkit dan tatap kembali masa depan.
Dua sikap mental yang dapat dipilih untuk menghadapi tsunami informasi
mengenai berita-berita tentang Pemilu yang akan masuk ke dalam hidup kita.
· Reaktif: sikap mental yang ditandai dengan
reaksi yang cepat, tegang, agresif terhadap keadaan yang terjadi dan menyebabkan
kecemasan dan kepanikan.
· Responsif: sikap mental yang ditandai dengan sikap tenang, terukur, mencari tahu apa yang harus dilakukan dan memberikan respon yang tepat dan wajar.
- Breathe ambil waktu untuk : berpikir apa yang akan dilakukan, yang bermanfaat dan tidak berlebihan.
- Assess: cek fakta yang valid dari sumber terpercaya, hindari informasi yang salah yang dapat membuat kecemasan berlebihan.
- Action: lakukan tindakan sesuai yang dianjurkan, tetap nilai risikonya dan tetap tenang.
- Reflect: merefleksikan apa yang sudah dilakukan, menilai situasi terkini dan mempersiapkan respon berikutnya yang akan diambil.