Menyiapkan Anak Sebagai Pribadi Mandiri
A. Retnoriani, M.Si, Psikolog, RSJ Daerah
Provinsi Lampung
Mengapa Anak Saya Tidak Mandiri? Apa yang salah? Apa yang salah dengan anak saya ? Apa saya terlalu memanjakan? Mengapa
anak saya selalu minta tolong? Mungkin karena anak tunggal? Pertanyaan-pertanyaan tersebut mungkin kerap muncul di benak orang tua.
Yuk kita simak pembahasan terkait hal tersebut.
Perilaku mandiri/independent adalah perilaku untuk melakukan sesuatu
sendiri/mengurus diri. Berikut tanda-tanda perilaku mandiri:
·
Adanya inisiatif
·
Mencoba mengatasi rintangan yang
ada dalam lingkungannya
·
Mencoba melakukan aktivitas
menuju kesempurnaan
·
Memperoleh kepuasan dari
pekerjaannya
·
Mengerjakan tugas2 rutin
sendiri
Davis menyatakan orang yang kreatif menunjukkan perilaku lebih mandiri
dibandingkan dengan perilaku orang yang kurang kreatif. Untuk mengembangkan perilaku mandiri diperlukan kondisi yang dapat
memberikan kebebasan untuk mengaktualisasikan potensinya. Untuk dapat membentuk
anak yang berperilaku mandiri, maka harus diwujudkan suatu lingkungan yang dapat
memberikan kesempatan untuk mengaktualisasikan potensipotensi pada anak.
Anak yang memiliki sikap mandiri akan tumbuh menjadi;
- Anak yang ceria; anak yang mandiri akan memperoleh perasaan bahwa
dia mampu berbuat sesuatu tanpa adanya rasa takut, dimarahi atau dilarang
oleh orang tuanya. Mereka akan gembira bermain atau mencoba sesuatu yang
diinginkan. Mereka tidak mengalami perasaan frustasi, terkekang ataupun
rasa ketakutan terhadap orang tuanya.
- Anak yang aktif; mereka berani bertindak sendiri tanpa harus
ditemani atau diperhatikan orang tua atau pengasuh
- Anak yang mampu memecahkan masalahnya; mereka cenderung mencoba
tanpa harus minta pertolongan, sesuai kemampuannya.
Anak yang mandiri memiliki ciri;
- Mempunyai sikap inisiatif
- Bersikap aktif
- Mempunyai perasaan puas thd apa yang dikerjakannya
- Mampu menjalankan kewajibannya dgn sendirinya tanpa harus disuruh
ataupun selalu diperingatkan
Anak yang tergantung memiliki ciri;
- Selalu membutuhkan pertolongan dr orang lain
- Selalu membutuhkan kontak fisik dgn orang yang “dilekati” atau dibutuhkan kehadirannya
- Selalu membutuhkan perhatian orla thd dirinya
Hal-hal yang menghambat sifat mandiri;
- Ibu atau ortu yang terlalu melindungi/overprotective
- Tidak ada bimbingan/arahan thd perkembangan sifat mandiri anak
- Ada konflik diantara ortu itu sendiri atau ada sikap penolakan thd anak
- Tidak terpenuhinya kebutuhan psikis anak
Menurut Bandura seorang anak tumbuh & berkembang melalui 2 proses;
- Proses asimilasi atau meniru; misalnya ibunya bersikap baik kepada orang lain maka anak juga akan bersikap baik kepada orang lain.
- Proses identifikasi; kelanjutan dari proses asimilasi, anak sudah
“mempunyai” sikap baik terhadap orang lain, tidak lagi sekedar mencontoh.
Hal-hal yang perlu diperhatikan;
- Anak bukan orang dewasa mini
- Dunia anak-anak adalah dunia bermain
- Setiap anak adalah unik
- Rangsang anak untuk berpikir divergen
- Perlu diketahui tahap2 perkembangan anak
Tahap Perkembangan
Anak
Tahap Pra Mandiri 0 – 1,5 tahun
Pada tahap ini anak membutuhkan perasaan aman, suatu perasaan terlindungi
yang memungkinkan tumbuhnya kepercayaan pada anak bahwa dunia sekelilingnya
adalah aman.
Tahap swadaya 1,5 – 3 tahun
Anak mencoba mengeksplorasi dunia sekitar. Ia bisa berjalan, melempar,
memukul, menyepak sehingga memungkinkan tumbuhnya rasa percaya diri. Apabila ia
dilarang atau dicegah, ia kurang memiliki rasa percaya diri dan serba ragu-ragu
Tahap swakarsa 3 – 6 tahun
Anak mulai berkembang dengan pertanyaan yang beraneka ragam. Mereka mulai
kritis, protes, keras kepala dsb. Kesempatan utk memperoleh informasi dan
pengetahuan baru sangat dibutuhkan pada tahap perkembangan ini.
Tahap Swakarya 6 – 12 tahun
Anak mulai melakukan tugas-tugas tertentu dalam arti yang sebenarnya.
Bila bersekolah atau berlatih, mereka melakukannya dengan sungguh-sungguh dan dengan
tujuan yang lebih jelas.
Hal-hal yang dapat dilakukan untuk menumbuhkan sifat mandiri adalah Penanaman tingkah laku sosial; manusia pada hakekatnya membutuhkan orla dlm hidup & kehidupannya, dlm dunia anak orang lain dicari & diajak utk bermain dgnnya. Awalnya anak bermain sendiri kemudian anak mencari teman utk diajak bermain bersama. Jika anak tidak senang bermain dgn teman2nya maka perlu dicari sebab2nya & kepada anak perlu diterangkan betapa pentingnya pergaulan dalam kehidupan sehari-hari.
Penanaman Tingkah Laku
Sosial;
Pada masa balita anak dikenalkan dengan tingkah laku sosial yang dapat
dilakukan melalui permainan dan bermain. Awalnya dia asyik dengan permainan
sendiri kemudian mencari teman yang sebenarnya. Hal yang perlu diingat bahwa untuk
menanamkan pola tingkah laku sosial ini anak harus dilatih dan diberi tahu. Bagaimana harus bertingkah laku secara wajar terhadap dirinya, bagaimana
bertingkah laku menghadapi orang tuanya, orang dewasa, maupun terhadap teman
sebayanya. Hal ini dapat terwujud melalui lingkungan utamanya yaitu keluarga
karena keluarga merupakan cermin bagi anak.